Trump Tegaskan Tidak Akan Perpanjang Keringanan Tarif, Ancam Tembak Sektor Tembaga dan Obat-obatan

Mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, menyatakan tidak akan memperpanjang kebijakan keringanan tarif yang berlaku saat ini jika terpilih kembali, menegaskan kembali agenda proteksionis dalam kebijakan perdagangannya. Dalam sebuah kampanye terbaru, Trump meningkatkan ancamannya dengan menargetkan sektor-sektor baru, terutama tembaga dan farmasi, dengan alasan persaingan yang tidak adil dan risiko terhadap keamanan nasional.

POLITIK

7/9/20251 min baca

Berbicara di Ohio, negara bagian penting dalam pemilu, Trump menuduh negara-negara seperti China, India, dan Chile melakukan “manipulasi pasar” dan “membanjiri pasar AS dengan produk murah” yang merugikan industri domestik. “Kita tidak akan lemah lagi,” ujar Trump di hadapan para pendukungnya. “Tidak akan ada lagi bantuan bagi negara-negara asing yang merampas lapangan kerja kita dan mengisi pasar kita dengan produk yang murah dan berbahaya.”

Trump menambahkan, jika kembali menjabat, pemerintahannya akan memberlakukan tarif tinggi atas impor tembaga demi “merebut kembali kendali atas rantai pasok Amerika.” Tembaga merupakan logam penting untuk industri elektronik, konstruksi, dan energi hijau, serta menjadi ekspor utama bagi negara seperti Chile, Peru, dan Meksiko. Sektor farmasi juga menjadi sasaran, dengan Trump menuduh produsen luar negeri memproduksi obat-obatan “berkualitas rendah dan tidak aman” yang menekan harga produsen domestik.

“Kita akan bawa kembali industri farmasi ke tanah Amerika,” tegasnya. “Tidak ada lagi ketergantungan pada China atau India untuk obat-obatan kita.”

Pernyataan tersebut langsung memicu kekhawatiran di kalangan eksportir global dan mitra dagang. Para analis memperingatkan bahwa tarif terhadap tembaga dan produk farmasi dapat mengganggu rantai pasok, menaikkan harga bagi konsumen AS, dan memicu tindakan balasan dari negara-negara yang terdampak.

“Pernyataan ini menambah lapisan ketidakpastian baru dalam perdagangan global,” kata Diane Harris, analis kebijakan perdagangan di Brookings Institution. “Menargetkan logam dan obat—dua sektor vital untuk industri dan kesehatan masyarakat—menunjukkan pendekatan dagang yang jauh lebih agresif dan berisiko.”

Para investor mencermati perkembangan ini dengan ketat, khususnya di pasar komoditas. Harga tembaga sempat turun setelah komentar Trump, sementara saham sektor farmasi mengalami reaksi beragam karena spekulasi mengenai pergeseran produksi dan kenaikan biaya impor.

Meski sebagian basis pendukung Partai Republik melihat sikap keras Trump dalam perdagangan sebagai wujud kebijakan “America First,” para kritikus menilai hal ini bisa menyebabkan isolasi ekonomi dan memperburuk hubungan dengan mitra dagang utama.

Seiring memanasnya persaingan pemilu 2024, retorika keras Trump soal perdagangan diperkirakan akan terus menjadi tema utama, yang menandai perbedaan tajam dari pendekatan multilateral pemerintahan saat ini.