Trump Perintahkan Serangan ke Situs Nuklir Iran, Ancam Serangan Lanjutan

Dalam eskalasi besar konflik Timur Tengah, mantan Presiden AS Donald Trump mengonfirmasi bahwa militer AS telah meluncurkan serangan udara presisi terhadap tiga fasilitas nuklir utama milik Iran—Fordow, Natanz, dan Isfahan—pada Jumat malam waktu setempat. Dalam pidato yang disiarkan secara nasional, Trump menyatakan bahwa fasilitas tersebut telah “dihancurkan sepenuhnya,” dan memperingatkan bahwa Iran akan menghadapi “konsekuensi yang lebih menghancurkan” jika tidak bergerak menuju perdamaian dengan Israel dan menghentikan program nuklirnya. “Ini tidak bisa terus berlanjut. Akan ada perdamaian atau tragedi bagi Iran, dan kami siap untuk keduanya,” ujar Trump. Operasi Militer Departemen Pertahanan AS (Pentagon) mengonfirmasi bahwa operasi tersebut menggunakan bom penghancur bunker (Massive Ordnance Penetrators/MOP) dan rudal jelajah Tomahawk, dengan semua pesawat kembali dengan selamat. Ketiga fasilitas yang diserang dikenal memainkan peran penting dalam pengayaan uranium dan penelitian nuklir Iran. Reaksi Global Serangan ini menjadi intervensi langsung pertama AS terhadap infrastruktur nuklir Iran dan meningkatkan keterlibatan AS dalam konflik Iran–Israel yang sedang berlangsung. Sekutu Eropa menyampaikan kekhawatiran terkait legalitas dan potensi dampak dari serangan sepihak ini. Sementara itu, Israel menyambut baik langkah tersebut, dan Rusia serta Tiongkok mengecam keras serangan serta meminta pertemuan darurat di Dewan Keamanan PBB. Media pemerintah Iran mengakui adanya serangan, namun mengklaim bahwa aset penting telah dipindahkan sebelumnya. Pejabat Iran berjanji akan membalas. Dampak Domestik dan Politik Keputusan Trump yang tidak melibatkan Kongres lebih dulu menimbulkan perdebatan baru mengenai wewenang presiden dalam melancarkan aksi militer.

POLITIK

6/22/20251 min baca

Hubungi kami untuk berita dan informasi lebih lanjut tentang Dana UJI.