Mulailah Perjalanan Investasi Cerdas Anda — Bergabunglah dengan UJI Investama.
AS dan India Hampir Sepakati Pemangkasan Tarif di Bawah 20%
Amerika Serikat dan India dikabarkan hampir mencapai kesepakatan perdagangan sementara yang dapat menurunkan tarif impor produk India menjadi di bawah 20%—jauh lebih rendah dibanding usulan sebelumnya yang mencapai 26% atau lebih. Delegasi perdagangan India dijadwalkan akan bertolak ke Washington pekan ini untuk menjalani putaran negosiasi berikutnya dalam rangka merampungkan fase pertama dari kesepakatan tersebut. India hingga saat ini belum menerima surat pemberitahuan tarif resmi—berbeda dengan banyak negara lain yang menghadapi tarif AS sebesar 25% hingga 50%—menandakan kemajuan dalam pembicaraan bilateral. Kesepakatan sementara ini diperkirakan akan diumumkan melalui pernyataan bersama, dengan menetapkan tarif dasar sementara di bawah 20%. Negosiasi lanjutan akan terus dilakukan sepanjang tahun ini, dengan harapan kesepakatan perdagangan menyeluruh bisa tercapai pada musim gugur mendatang.
EKONOMI
7/12/20251 min baca


Mengapa Ini Penting:
Posisi Strategis: India bisa menjadi salah satu dari sedikit negara yang berhasil memperoleh keringanan tarif dari pemerintahan Trump di tengah pengetatan kebijakan perdagangan global.
Dukungan Ekspor: Kesepakatan ini memberi angin segar bagi sektor ekspor utama India seperti farmasi, tekstil, baja, komponen otomotif, dan makanan laut yang terancam oleh tarif tinggi AS.
Tekanan Tenggat Waktu: Negosiasi ditargetkan rampung sebelum 1 Agustus, saat masa moratorium tarif selama 90 hari berakhir. Jika tidak tercapai, tarif tinggi bisa diberlakukan terhadap negara-negara yang belum mencapai kesepakatan.
Titik Sensitif dalam Negosiasi:
AS mendorong India untuk membuka akses pasar bagi produk pertanian, susu, dan bioteknologi asal Amerika. Namun, India tetap bersikeras melindungi sektor petani dan industri sensitif dalam negeri. Sebagai alternatif, India menawarkan pemangkasan tarif pada produk yang kurang sensitif seperti alat kesehatan, kacang almond, dan produk energi.
Analis perdagangan memantau perkembangan ini secara ketat, karena kesepakatan awal yang sukses bisa menstabilkan hubungan dagang bilateral dan menjadi fondasi bagi perjanjian yang lebih luas di akhir tahun 2025.